Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,

" kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

(QS. An Nahl, 16:68-69)

"InSya"

Industri bisnis dengan system ekonomi Syariah saat ini sedang mulai bertumbuh dan berkembang. Para ahli ekonomi serta ahli-ahli hukum Islam dalam beberapa decade ini berusaha untuk menemukan system ekonomi baru dengan system ekonomi Islam untuk mengembangkan solusi keuangan bagi masyarakat yang memenuhi nilai religius kaum Muslim berdasarkan peraturan agama yang Islami. Sifatnya murni dan berdasarkan kebijakan dan kemaslahatan, serta berfokus pada masyarakat, melayani kaum Muslim maupun non-Muslim yang ingin berinvestasi dalam industri bisnis dengan system ekonomi syariah.

Laju pertumbuhan perekonomian dengan system syariah di tingkat global semakin berkembang, serta hadirnya investor-investor baru yang memakai system ekonomi syariah akan mendorong pertumbuhan bisnis syariah ini semakin berkembang.
            Sesuatu hal yang mendasari ekonomi syariah adalah kebijaksanaan dan kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat. Kemaslahatan ini terletak pada keadilan, kasih sayang, kesejahteraan dan kebijaksanaan yang sempurna untuk di dunia dan akhirat. Artinya, dalam syariah kita harus menjunjung tinggi nilai keadilan, karena berdasarkan prinsip bagi hasil yang dapat memberikan keuntungan kedua belah pihak, serta mengedepankan nilai persaudaraan atas prinsip tolong menolong, serta melaksanakan prinsip syariah dalam meningkatkan nilai kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dengan tetap berfokus pada kebijaksanaan yang sempurna bagi dunia dan akhirat. Jadi Filosofi Syariah adalah berbicara mengenai manusia-dunia-akhirat.
            Konsep nilai guna berupa uang secara perlahan-lahan kita geser menjadi konsep yang mendorong kesejahteraan manusia, untuk menjamin perlindungan terhadap agama (diin), jiwa (nafs), akal (aql), dan harta (maal) serta keadilan, kesejahteraan, kasih sayang dan kebijaksanaan dunia dan akhirat. Konsep harta (uang) yang merupakan milik individu yang bersifat mutlak menjadi harta adalah amanah Tuhan yang bermanfaat untuk sesama.


*****

0 komentar:

Posting Komentar